Festival Topeng Venesia



















Tradisi bertopeng memang sejak abad 13 dianut oleh para Venetian. Saat itu, Venesia yang hanya dihuni 150 ribu penduduk, menjadi salah satu daerah yang paling berjasa memberi kontribusi ekonomi terhadap Italia. Terutama dari sektor perdagangan maritim. Tak heran bila warga Venesia saat itu sangat kaya dan sejahtera. Status kaya dan terpandang membuat banyak warganya menjadi tak leluasa dalam bergerak sehari-hari. Seakan-akan, setiap gerak dan langkah menjadi sorotan tajam publik.



 










Dari situlah, otoritas Venesia melegalkan penggunaan topeng dalam kehidupan sehari-hari.  Menggunakan topeng saat itu juga diharapkan menjadi media asimilasi antara si kaya dan si miskin. Namun seiring dengan waktu, penggunaan topeng mulai disalahgunakan. Topeng justru menjadi sarana memperlancar kejahatan dan kegiatan seksual menyimpang di Venesia. Berangkat dari demoralisasi masyarakat inilah, berangsur-angsur topeng akhirnya dilarang secara luas. Kini, topeng hanyalah menjadi salah satu festive tahunan yang tersohor di pulau kecil Italia itu.

Meski tinggal semacam simbolisasi daerah, karnaval topeng Venesia telah mendatangkan devisa dan keuntungan besar bagi Italia. Padahal tanpa ada embel-embel karnaval saja, turis sudah membanjiri Venesia untuk merasakan waterway yang memang merupakan salah satu terbaik di dunia. Artinya, tak bisa dipastikan juga jutaan turis yang datang ke Venesia saat ini, karena ruh dari karnavalnya saja. Yang jelas, karnaval telah menggandakan keuntungan bagi Venesia dari sisi pariwisata.

Karnaval mulai sekitar dua minggu sebelum Rabu Abu (Ash Wednesday) dan berakhir pada Shrove Tuesday (Fat Tuesday atau Mardi Gras), sehari sebelum Rabu Abu.

0 Responses