Tugas menganalisa sebuah program TV yang dianggap kurang menarik
Nama Acara : Masihkah Kau Mencintaiku?
Stasiun Televisi : RCTI
Rumah Produksi : Triwarsana
Pembawa Acara : Helmy Yahya dan Dian Nitami
Penasehat : Rae Sita Supit
Psikolog : Ibu Win
Jam Tayang : 22.00 WIB
Durasi : 120 menit
ISI ACARA
“Masihkah Kau Mencintaiku” mencoba membantu pasangan yang sedang dirundung masalah itu dengan menghadirkan mereka yang berkonflik bersama keluarga masing-masing. Kepada mereka, diajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kehidupan pribadi untuk menguji apakah masih ada kecocokan dan mereka benar-benar masih saling mencintai atau tidak.
Program ini dipandu oleh Helmy Yahya dan Dian Nitami yang akan melemparkan pertanyaan demi pertanyaan sekaligus memandu kedua belah pihak. Disamping itu ada pakar yang kompeten di bidang perkawinan yaitu Rae Sita Supit dan psikolog Mba Win yang memberikan pendapat dan menengahi permasalahan rumah tangga tersebut.Agar pendapatnya bisa dijadikan pertimbangan bagi pasangan yang sedang bermasalah.
Pada bagian akhir acara, pasangan tersebut akan saling dihadapkan pada sebuah pertanyaan Masihkah Kau Mencintaiku?
ALASAN KAMI TIDAK MENYUKAI PROGRAM TERSEBUT
Pertama, acara ini tidak ada unsur edukasinya. Walaupun tujuan acara ini untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga dan diharapkan menjadi contoh serta bahan pembelajaran untung pasangan-pasangan suami istri lainnya, namun seharusnya masalah seperti itu tidak untuk diketahui dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Kedua, Karena acara tersebut mengangkat masalah keluarga yang seharusnya menjadi rahasia internal diangkat ke umum. Kemudian, perlu dipertimbangkan akibat dari ini banyak keluarga yang awalnya tidak mempermasalahkan masalah yang ada, namun menjadi mempermasalahkan dan terjadi pertengkaran hebat dalam keluarga. Sehingga kawin cerai yang selama ini dianggap sakral akan jadi mudah di permainkan dengan acara yang terlalu vulgar.
Ketiga, adanya pelanggaran berupa pengungkapan aib seseorang, mempertontonkan menantu dan mertua saling bertengkar dan memaki-maki, serta ada kesan pembawa acara Helmi Yahya dan Dian Nitami mendorong berbagai pihak yang terlibat konflik mengungkapkan secara terperinci aib atau kerahasiaan masing-masing pihak yang berkonflik.
Walaupun ada tim psikolog untuk mencarikan solusi, tetapi terkesan bahwa perselingkuhan, makian antar mertua dan menantu maupun bertengkar dalam rumah tangga seolah-olah menjadi hal lumrah. Lalu, ada kesan pembawa acara menjadikan tayangan tentang konflik keluarga sebagai bahan tertawaan dan bahan cercaan.
Keempat, acara ini bisa memperbesar konflik antara dua keluarga karena terlalu bebas dan vulgar melakukan pertengkaran dengan saling menjelek-jelekkan antara suami dan istri, antara suami dgn mertua , antara istri dgn mertua bahkan antara suami dengan ibunya dan istri dengan ibunya. Mungkin sebelum acara ini dimuali, antara dua keluarga baik-baik saja, tidak terjadi pertengkaran. Namun setelah acara ini malah membuat suasana hati kedua keluarga menjadi panas dan bisa berakibat perceraian.
Kelima, ”Masihkah Kau Mencintaiku?” hanya mengejar rating untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari banyaknya iklan yang masuk. Seperti penerapan hukum ekonomi murni yaitu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan mengorbankan masalah rumah tangga orang lain untuk ditonton orang seluruh Indonesia supaya bisa meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Keenam, konsep acara ini meniru sebuah acara reality show di Amerika yang bernama Jerry Springler’s Show. Hal ini membuktikan bahwa rumah produksi yang membuat acara ”Masihkah Kau Mencintaiku” kurang kreatif.